WASPADA PENYEBARAN HIV/AIDS!

WASPADA PENYEBARAN HIV/AIDS!
Oleh : Arinal Haq

WHO (World Health Organization) menetapkan tanggal 1 Desember sebagai Hari AIDS (Aquired Immuno Deficiensy Syndrome) sedunia yang digagas oleh James Bunn dan Thomas Netter pada tahun 1988. Momen ini tidak hanya bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran kelompok tertentu terhadap penyebaran HIV/AIDS, namun juga terhadap masyarakat luas. Karena penularan HIV/AIDS tidak hanya melalui hubungan seks. HIV/AIDS dapat menular melalui perpindahan cairan dari orang yang terkena HIV/AIDS ke cairan tubuh orang lain. Bisa melalui jarum suntik, donor darah, dari ibu ke bayi dalam proses mengandung, persalinan, atau menyusui.

Prinsip kerja HIV(Human Immunodeficiency Virus) adalah melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. Awalnya, HIV menyerang sel darah putih sementara sel darah putih ini sama halnya tentara dalam tubuh manusia. Seharusnya sel darah putih yang akan menyerang virus-virus jahat. Akan tetapi, HIV masuk ke dalam sel dan mengikuti perkembangbiakannya. Pada akhirnya HIV akan merusak sel darah putih sehingga sistem kekebalan tubuh semakin menurun. Tubuh akan semakin rentan dengan penyakit-penyakit lain karena benteng pertahanannya diserang oleh HIV.

HIV dalam tubuh tidak langsung menampakkan gejalanya. Dalam beberapa minggu awal, infeksi HIV gejala yang nampak seperti demam, sakit tenggorokan, dan mudah lelah. Pada fase ini sistem kekebalan tubuh berjuang untuk menaklukkan virus HIV. Setelah itu, dalam rentang waktu 5-10 tahun berikutnya akan menampakkan gejala baru. Sistem kekebalan tubuh akan terus semakin menurun, demam berkepanjangan, diare kronis, penurunan berat badan lebih dari 1/10 dalam 3 bulan. Adapun gejala khusus yang biasanya nampak adalah batuk kronis, infeksi jamur Candida albicans pada mulut dan tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening, munculnya Herpes zoster, dan bercak-bercak gatal yang terus berulang.

Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan dari HIV. Hanya ada beberapa pengobatan yang dapat mencegah berkembangnya HIV agar tidak menjadi AIDS. Pengobatan ini disebut ART (Anti Retroviral Therapy) dan  obatnya ARV (Anti Retroviral). ARV tidak dapat membunuh HIV. Namun hanya dapat melambatkan pertumbuhan virus tersebut. Kombinasi gabungan beberapa obat ARV disebut sebagai terapi kombinasi atau ART.

Sejak pertama kali Indonesia dengan memiliki ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) tahun 1987 hingga Maret tahun 2019, kasus HIV/AIDS yang telah dilaporkan adalah 461 (89,7 persen) dari 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Data ini menunjukkan bahwa kasus HIV/AIDS cenderung meluas keberadaannya di Indonesia, dilansir dari Liputan6.com (30/11/12).

Tema Global HAS (Hari AIDS Sedunia) tahun ini adalah "Communities Make the Difference." Oleh Kemenkes RI tema tersebut diserap menjadi "Bersama Masyarakat Meraih Sukses". Melalui tema ini pemerintah mengajak seluruh lapisan masyarakat agar tidak ada lagi infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian yang disebabkan karena HIV/AIDS, dan tidak ada lagi diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS.

Jember, 01-12-2019

Komentar

  1. saya pikir virus pun butuh tempat "bermukim". virus itu perlu tempat untuk eksis dan bahkan menjadi terkenal harus memanfaatkan peluang yang ada. tentu kita harus belajar banyak dari virus. pinternya virus adalah dia gercep begitu ada celah kecerobohan manusianya saat kurang menjaga kebersihan, kesehatan dan kualat karena tidak nurut yang diperintahkan tuhan. zina misalnya. dan banyak lagilah kamu kan tau. namun adapula virus yang sengaja dipelihara agar dibasmi. bukan dipanen tapi dibasmi. barulah peternak virus tersebut menjadi pahlawan dan dapet duit. dokter jahat misalnya.
    meskipun banyak caranya. ada yang sengaja memperlambat kesembuhan pasien untuk dapet duit banyak.dll

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IAIN Jember alih UIN Rasa STAIN

PARADOKSALITAS CITRA MUSLIMAH DI IAIN JEMBER